Apasih sosialita? dari pada gue repost dari blog sebelah, mending gue kasih linknya dari blog repastrepost, diliat dari nama blognya juga sepertinya admin blog gak mau repot sih, materinya cuma repost artikel dari kutub utara sampai kutub selatan, tinggal nambahin source-nya di bawahnya udah beres. Baru aja gue baca sedikit aritkelnya dan sedikit juga pahamnya. Oke, sekarang waktunya ngelanjutin perjalanan blog ini, tapi lebih tepatnya perjalan gue sendiri sih, secara ini blog, blog gue kan.
Anggep aja masih suasana lebaran ya, masih bulan syawal juga sebenarnya. Iya, sekali lagi maaf lahir batin yaa. Nah, sebenarnya kmaren itu gue mau bikin posting panjang lebar, tapi sayang mood dan timingnya kurang pas, so cuma jadi post yang ala kadarnya. Ngomongin tentang sosialita terus terang gue kurang paham. Gue cerita-cerita seputar kegiatan gue aja deh. Pendeknya, H-7 lebaran itu adalah masa padat-padatnya kegiatan gue sedangkan H+7 ada masa keok-keoknya gue, body gue saat ini juga gak kunjung mulus.
Kali ini juga gak akan cerita langsung satu-satu kegiatan gue kemarin secara blak-blakan bin frontal. Yah, mungkin gue lebih pengen ngejelasin point-pointnya aja. Bagaimana hidup di dalam masyarakat itu gak semudah yang kalian pikirin, hasyah. Enggak, enggak, maksudnya apa sih yang kudu diperhatikan dalam kehidupan sosial sehari-hari maupun dalam organisasi.
Yang perlu diketahui bahwa gak semua manusia mempunyai jiwa sosial yang menonjol. Untuk orang-orang yang pendiam, emang agak susah untuk di aja berkomunikasi. Eh, sebenarnya bukan berarti mereka gak bisa bersosial juga, melainkan mereka punya dunia sendiri sih, seperti yang pernah gue bilang di post sebelumnya.
Jadi manusia jangan sok-sokan, apalagi sok-sokan mengambil keputusan. Selalu sadari posisi diri kalian. Seberapa berpengaruhkan peran kalian di mata orang lain. Kalo cuma jadi batu sandungan mendingan pulang ngangkatin jemuran deh, piss -___-v Intinya, jangan sok jadi pahlawan deh, apalagi pahlawan kesiangan, atau pahlawan devisa.
Terus apa lagi ya? Yah, lakuin sendiri aja deh. Yang pasti kalian punya pengalaman yang berbeda-beda dan tentunya pembelajaran yang berbeda-beda. Siap-siap menghadapi yang tentunya akan berdatangan. Dan satu lagi yang gak boleh ketinggalan, perhatikan kondisi badan. Kesehatan itu mahal harganya.
Nah, yang jadi pertanyaan, point dimana?
Anggep aja masih suasana lebaran ya, masih bulan syawal juga sebenarnya. Iya, sekali lagi maaf lahir batin yaa. Nah, sebenarnya kmaren itu gue mau bikin posting panjang lebar, tapi sayang mood dan timingnya kurang pas, so cuma jadi post yang ala kadarnya. Ngomongin tentang sosialita terus terang gue kurang paham. Gue cerita-cerita seputar kegiatan gue aja deh. Pendeknya, H-7 lebaran itu adalah masa padat-padatnya kegiatan gue sedangkan H+7 ada masa keok-keoknya gue, body gue saat ini juga gak kunjung mulus.
Kali ini juga gak akan cerita langsung satu-satu kegiatan gue kemarin secara blak-blakan bin frontal. Yah, mungkin gue lebih pengen ngejelasin point-pointnya aja. Bagaimana hidup di dalam masyarakat itu gak semudah yang kalian pikirin, hasyah. Enggak, enggak, maksudnya apa sih yang kudu diperhatikan dalam kehidupan sosial sehari-hari maupun dalam organisasi.
Yang perlu diketahui bahwa gak semua manusia mempunyai jiwa sosial yang menonjol. Untuk orang-orang yang pendiam, emang agak susah untuk di aja berkomunikasi. Eh, sebenarnya bukan berarti mereka gak bisa bersosial juga, melainkan mereka punya dunia sendiri sih, seperti yang pernah gue bilang di post sebelumnya.
Jadi manusia jangan sok-sokan, apalagi sok-sokan mengambil keputusan. Selalu sadari posisi diri kalian. Seberapa berpengaruhkan peran kalian di mata orang lain. Kalo cuma jadi batu sandungan mendingan pulang ngangkatin jemuran deh, piss -___-v Intinya, jangan sok jadi pahlawan deh, apalagi pahlawan kesiangan, atau pahlawan devisa.
Terus apa lagi ya? Yah, lakuin sendiri aja deh. Yang pasti kalian punya pengalaman yang berbeda-beda dan tentunya pembelajaran yang berbeda-beda. Siap-siap menghadapi yang tentunya akan berdatangan. Dan satu lagi yang gak boleh ketinggalan, perhatikan kondisi badan. Kesehatan itu mahal harganya.
Nah, yang jadi pertanyaan, point dimana?
0 buah bibir:
Post a Comment